Ciri Engine Mounting Mobil Rusak


Mesin sebagai ruang pengolah energi dan sumber tenaga untuk menggerakkan mobil merupakan sistem yang kompleks dengan getaran yang sangat tinggi. Miksturisasi dari bahan bakar dan udara akan diledakkan di dalam ruang silinder. Ledakkan tersebut akan memutar kruk as yang berbentuk bandul-bandul.

Ketika komponen di dalam mesin melakukan revolusi tentunya akan terjadi getaran. Terlebih pada mesin-mesin berkonfigurasi 3-silinder. Hal ini lantaran karakteristik me­sin 3-silinder yang tidak seimbang, dimana pergerakkan yang terjadi hanya antara 2-silinder melawan 1 silinder. Disinilah peran engine mounting diperlukan. Ia harus cukup kuat untuk memegang mesin yang berbobot tinggi, namun juga memiliki kelenturan untuk meredam getaran agar tak terhantar ke ruang kabin.

Konstruksi engine mounting konvensional umumnya berupa pelat baja dengan satu sisi menjadi pengait dengan sasis. Dan satu sisinya berbentuk tabung dengan karet berlubang di tengahnya yang mengait dengan mesin. Bahkan ada pula engine mounting yang sudah menggunakan tabung hidrolis sebagai peredamnya.

Tentunya sebagai pemegang benda yang memiliki getaran tinggi, peranti ini harus memiliki kemampuan lain, yakni untuk meredam getaran mesin agar tidak terhantar ke sasis. Disinilah engine mounting  turut memberi peran penting.

Konsekuensinya jika getar­an terhantar ke rangka ken­daraan, maka kenyamanan di ruang kabin akan berkurang. Jika diibaratkan engine mounting disini berfungsi sebagai bantal untuk kenyamanan pe­ngendara.
Engine mounting konvensional terdiri dari pelat baja dan karet di dalamnya. Jika posisinya mudah terlihat, tak ada salahnya rajin menilik kondisi engine mounting

Deteksi Kerusakan

Posisi engine mounting yang terdekat dengan mesin dapat terdeteksi dengan dua cara, yakni melihat fisiknya atau merasakan efeknya. Melihat fisik engine mounting bisa memudahkan jika memang posisinya tidak tertutup oleh komponen lain.

Engine mounting yang sudah jelek biasanya karet-karetnya sudah getas. Bahkan jika kondisinya sangat buruk, karet-karet tersebut akan kempes dan sobek. Berbeda lagi dengan engine mounting hidrolis, jika terjadi kerusakkan, maka di sekitar mounting akan terdapat rembesan cairan hidrolis.

Cara kedua mendeteksi kerusakkan mounting pemegang mesin adalah dengan merasakan efeknya. Mounting pemegang mesin yang sudah buruk tak akan mampu meredam getaran mesin ketika melewati jalan berlubang atau polisi tidur. Mesin akan terpantul-pantul lantaran karet-karetnya sudah kempes.

Tak hanya itu, jika mobil sedang berada dalam posisi idle/ stasioner, getaran pun dapat terasa hingga ke kabin saat pemegang mesin sudah dalam kondisi buruk.

Lalu untuk mounting transmisi, Anda juga bisa  mendeteksinya dengan merasakan pengaruhnya ketika memasukkan transmisi dari netral ke 1 atau D (transmisi otomatis). Jika terdengar bunyi ‘Jedug' saat Anda melepas kopling atau melepas gas (transmisi oto­matis) itu menandakan mounting pemegang transmisi sudah tak mampu menahan getaran dengan baik.

Deteksi pun dapat dilaku­kan ketika mobil sedang mela­kukan deselerasi. Jika saat Anda melakukan deselerasi terjadi momen inersia yang berlebihan hingga terdengar bunyi ‘jedug', maka dipasti­kan pemegang transmisi sudah dalam kondisi lemah. Jika gejala-gejala yang kami sebutkan dapat Anda rasakan. Segera bawa kendaraan Anda ke bengkel untuk pengecekkan lebih lanjut. Jangan tunggu lama untuk mengganti engine mounting. Memang kerusakannya tak akan merembet ke komponen lain. Namun efek dari lemahnya engine mounting adalah kinerja mesin tak akan optimal ketika menyalur­kan tenaga.

Posted in:

0 komentar for "Ciri Engine Mounting Mobil Rusak"

Leave a reply